Entri Populer

Sabtu, 08 November 2014

Supply & Demand Penyumbang Krisis Finansial Global 2008

Krisis global pada tahun 2008 telah membuat efek domino yang cepat ke berbagai negara di dunia. Diawali dengan adanya “subprime mortgage” di Amerika Serikat, kemudian menular ke negara-negara yang mempercayakan investasinya pada sang adidaya. Pemberian kredit lunak perumahan  bagi masyarakat Amerika yang tidak memiliki penghasilan tetap dan di bawah rata-rata ini menjadi puncak terjadinya krisis ekonomi dunia. Lehman Brothers yang merupakan perusahaan investasi raksasa mengalami kebangkrutan pada 15 September 2008.

Kemudahan syarat dalam mengambil kredit perumahan ini meningkatkan minat masyarakat untuk membeli rumah dengan KPR. Banyaknya permintaan kredit ini juga disebabkan adanya suku bunga rendah yang ditetapkan untuk masa kredit satu sampai tiga tahun. Setelah tiga tahun, suku bunga berubah dan pada umumnya meningkat. Institusi keuangan Amerika tergiur dengan ekspektasi pendapatan yang tinggi dan berlomba-lomba dalam menawarkan produk KPR. Makin maraknya permintaan kepemilikian rumah ini membuat institusi keuangan mencari cara dalam memenuhi keinginan pasar. Mereka mulai membuat surat utang dengan jaminan rumah yang sama untuk mendapatkan dana tambahan dalam memperluas bisnis properti. Surat utang ini kemudian dijual kepada institusi penjamin kredit (Fannie Mae dan Freddie Mac). Institusi penjamin ini kemudian membuat instrumen berupa Mortgage Backed Securities untuk kemudian dijual di bursa saham Wall Street. Instrumen ini pun memiliki derivatif berupa Collateralized Debt Obligation (CDO). Siklus ini pun terjadi berulang-ulang. Dengan diluncurkannya instrumen derivatif ini, mengalirlah arus investasi dana dalam jumlah besar ke Amerika Serikat.
Pada mulanya, suku bunga yang rendah memungkinkan debitor untuk membayar kreditnya. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, Bank Sentral AS yakni The Fed kemudian meningkatkan suku bunga kredit dari 1% pada Mei 2004 menjadi 5.25% pada Juni 2006. Kenaikan ini menyebabkan para debitor tidak lagi mampu membayar tunggakan dan mengakibatkan banyaknya perumahan yang dilelang karena gagal bayar. Pengembang properti yang terlanjur memperluas usahanya mengalami kekurangan demand karena suku bunga yang tinggi. Akhirnya harga properti menjadi rendah. Adanya siklus penjualan instrumen keuangan yang berulang mengakibatkan berbagai institusi keuangan mengalami kerugian.

Pada krisis keuangan global ini dapat terlihat bahwa adanya ketidakhati-hatian institusi keuangan dalam menyalurkan kreditnya. Hal yang mendasar dari pemberian kredit oleh lembaga keuangan adalah “prudence” yang secara sadar maupun tidak sadar telah diabaikan demi meraih keuntungan dan pertumbuhan perekonomian. Ekspektasi pendapatan yang tinggi menyebabkan aspek-aspek penting lainnya lalai dari perhatian.

Penawaran kredit yang menggiurkan menarik masyarakat untuk berbondong-bondong menggunakan produk KPR. Diawali dengan banyaknya penawaran kredit murah dengan syarat yang mudah, menyebabkan permintaan meningkat dan akhirnya melebihi kemampuan institusi keuangan. Produk derivatif pun diciptakan untuk mengimbangi tingginya permintaan. Hal ini tidak menjadi masalah ketika debitor masih mampu membayar kreditnya. Namun, ketika permintaan meningkat dan harga naik, maka hal ini mengindikasikan adanya pertumbuhan ekonomi dari geliat minat masyarakat dalam melakukan investasi di bidang properti. Ketika suku bunga beranjak naik, debitor yang memiliki penghasilan di bawah rata-rata ini pun mengalami gagal bayar.

Lembaga keuangan yang mengeluarkan produk derivatif untuk melindungi nilai aset investor pun mengalami kebangkrutan. Banyaknya negara yang mempercayakan investasinya di AS menjadikan krisis ini menular dengan cepat.

8 November 2014
Diolah Dari Berbagai Sumber 

Sabtu, 03 Mei 2014

Kisah Mereka


"Kita adalah orang biasa, yang hidup di zaman saat orang-orang biasa mampu melakukan hal luar biasa."
-Dinno Patti Djalal-

Model seminar yang tidak biasa karena semua pembicara tampil dengan pakaian yang santai, jins dan kaos bertuliskan "supermentor". Sang mantan duta besar Indonesia untuk Amerika ini membuka pertemuan akbar tersebut dengan kata-kata menggugah. Sekitar seribu orang (mungkin lebih) hadir di XXI Ballroom Djakarta Theatre, untuk menikmati share pengalaman oleh 7 orang yang berhasil sukses di bidangnya masing-masing.

Menurut Dinno, orang-orang sukses memiliki kewajiban moral untuk membagi pengalamannya. Ya, kita pun tahu bahwa setiap orang hanya memiliki waktu 24 jam sehari, takkan mampu merasakan semua hal yang orang lain rasakan. Oleh karenanya, di sinilah fungsi berbagi. Bukan untuk mendapat puji, tapi bagaimana kita mampu menginspirasi. 

Life will never be the same again. So, have you made your destination?

Sharing diawali oleh sosok yang mampu membawa Garuda Indonesia memiliki nama yang harum di kancah internasional, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia mendapatkan 82 penghargaan pada tahun 2013, one of the most awarded airlines in the world! Salah satunya ialah sebagai The World's Best Top 8 Airlines.

Success; What do you think is the right, Just Do It!

Dalam sharingnya Emir mengatakan bahwa Success is a journey, not a destination.
Ia juga memaparkan bahwa pemandangan bisnis saat ini selalu berubah.

Some important facts of today's business environment are:

1. Competitive advantage is transient. Innovation is the key.
Keunggulan kompetitif bersifat sementara. Inovasi adalah kunci. Kita dapat lihat saat ini persaingan bisnis yang sangat ketat. Setiap satu perusahaan menciptakan keunggulan, maka perusahaan-perusahaan lain akan mengikuti dengan keunggulan-keunggulan lainnya. Disinilah peran inovasi, menjadi kunci pemegang kendali. Apakah stakeholders perusahaan ingin terus meningkatkan keunggulan sehingga mampu memenangkan pasar, atau hanya terdiam kalah dengan perusahaan lain yang pantang menyerah.

2. Speed is paramount.

Kecepatan adalah yang terpenting. Ketika kita memiliki ide, jadilah orang pertama yang mengaplikasikan ide tersebut. Walk the Talk! Takut gagal? jika ya, maka Anda bukanlah orang yang siap untuk menjadi sukses. At first, maybe you don't have any ideas, but next, you'll find it.

3. Swift decision making.
Kecepatan dalam mengambil keputusan. Anda yang memiliki ide, maka Anda yang memutuskan! Terkadang terlalu banyak berpikir dengan prasangka masa depan akan menghambat Anda untuk tidak mengambil tindakan tepat di waktu yang cepat. Waktu yang cepat, tak berarti tergesa-gesa. Make every effort to BE AHEAD of your competitor or die.

4. Simplify things
Orang yang sukses adalah orang yang mampu menyederhanakan masalah sulit. Bukan orang yang memperumit masalah dan menyelesaikannya dengan keinginan untuk dikatakan hebat.
 
5. What makes today's success will not gurantee tomorrow's
Maka, kita harus menciptakan sesuatu yang baru, setiap hari. Melakukan sesuatu yang baru setiap hari. Re-invent ourselves everyday. Keep putting a challenge on yourself. INVENT & RE-INVENT.



 
Gambar di atas menjelaskan bahwa dalam sebuah perusahaan tidak dibutuhkan demokrasi. Maksudnya adalah ketika pengambilan keputusan disandarkan pada demokrasi, akan terlalu panjang jangka waktu yang dibutuhkan. Di sinilah fungsi pemimpin. Memiliki sifat dan sikap kepemimpinan; berani mengambil keputusan tepat dalam waktu yang cepat, mengetahui resiko yang mungkin muncul, menghadapinya. Change is always a TOP-DOWN approach. Mengapa? karena pemimpin adalah pemegang kendali setiap lini. Pemimpin yang dihargai, maka ia mampu mempengaruhi. 

LEADERSHIP

Bukankah kita semua adalah pemimpin bagi diri sendiri?

Successful change is 70 to 90 percent LEADERSHIP and only 10 to 30 percent MANAGEMENT (John P. Kotter)

Apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang baik?

1. Toughness; respected, but not populis.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk dihormati, karena dedikasi, karena apa yang ia beri. Tidak dapat dikatakan pemimpin ia yang hanya mendamba popularitas. Berbuat kebaikan hanya untuk dipuji, menginginkan ketenaran, untuk tujuan dirinya seorang. Pemimpin ialah dia yang mampu mengayomi dalam menebar manfaat, menciptakan kemajuan.

2. Integrity; walk the talk
Tidak hanya memiliki kemampuan berbicara, pemimpin adalah ia yang mampu mengaplikasikan apa yang ia bicarakan, apa yang ia perintahkan, memberikan teladan. Dalam memenuhi part "walk the talk" ini, Garuda Indonesia pada setiap Rabu sore mengadakan sepeda bersama para pegawai. Ya, ini dilakukan karena merupakan hobi dari Emirsyah Satar, dan baiknya, dengan bersepeda bersama, seluruh karyawan berada pada posisi yang sama. Di sinilah tempat pemimpin dapat mendengarkan lebih personal hal-hal terkait pekerjaan dari orang-orang di bawah kepemimpinannya. Selain bersepeda, Direksi setiap tiga bulan sekali turun langsung membersihkan toilet pesawat. Have you imagined this before?

3.  Fairness; Treat individuals differently, but equally
Setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda, dan seorang pemimpin diharuskan peka bagaimana ia bersikap kepada orang yang dipimpinnya. Tidak harus sama, tetapi lebih baik setara.

4. Humality; willingness to listen and tries to elevate everyone
Ia memiliki kemampuan mendengarkan, dan mencoba meningkatkan kemampuan setiap orang yang berada di bawah kepemimpinannya.

5. Opennes
Able to suspend judgement while listening to others' ideas, as well as accept new ways of doing things that someone else thought of.


6. Creativity
Kemampuan untuk berpikir berbeda, memiliki cara pandang yang luas "out of the box" dalam mencapai solusi.


7. Sense of Humor
Effective leaders know how to use humor to energize followers. Humor is a form of power that provide some control over the work environment.


8. Magnanimity
Giving credit when it is due. Conversely, a good leader takes personal responsibility for failures.


9. Dedication & Enthusiasm
Spending whatever time or energy is necessary to accomplish the task at hand. Well, dapat dikatakan pemimpin rela memberikan waktu, tenaga, pikiran, jiwa dan raga untuk tercapainya kemajuan. Bukan karena tujuan pribadi, tapi karena adanya keinginan untuk mencapai sukses bersama.


10. Assertiveness
Is not the the same as aggressiveness. Rather, it is the ability to clearly state what one expects so that there will be no misunderstandings. A leader must be assertive to get the desired results.



"Good is Not Good When Much Better is Expected"

Tetap diingat, bahwa pemimpin yang baik didukung oleh tim yang solid. 

One team, one spirit, one goal! 

If you've never failed, you'll never try to find something new

The Next...

Sandiaga Uno said, "Great leader, who lead by examples". Saat berada di puncak karirnya, tepat di masa krisis tahun 1998, ia mengalami PHK. Banyak penolakan yang ia alami dalam mencari pekerjaan baru. Hingga ia menyewa sebuah kantor, yang sebelumnya digunakan sebagai salon, dinding dengan kaca-kaca.



Kesuksesan bukanlah diraih karena kita benar memilih jalan untuk sukses, seperti ketika ke kiri menemukan kegagalan maka kita dapat kembali dan memilih ke jalan kanan. Tetapi, kegagalan sebenarnya adalah anak tangga menuju kesuksesan. Berkali-kali gagal, pada akhirnya kita akan menemukan kesuksesan. Yeah, it was started with failure.

Leaders have good deed
William Soeryadjaya said, "Astra was built to be an asset of nation, not for money."
Begitulah, pemimpin melakukan sesuatu bukan untuk mencapai tujuan pribadi tetapi untuk hal yang lebih besar lagi.

Leaders keep their integrity
In looking for people to hire, you look for three qualities; integrity, intelligence, energy. And if they don't have the first, the other two will kill you." Warren Buffett

Leaders: Aware of your surroundings
You need to be fully aware of things around you. Manage your awareness fully. Be sensitive. Awareness empowers. Kalau Sandiaga bilang, kita ini harus kepo, tidak boleh cuek. Karena pemimpin adalah orang yang mampu melihat peluang. Untuk melihat peluang, kuncinya adalah memahami sekitar. 

Serious leaders are serious readers
"Serious leaders who are serious readers build personal libraries dedicated to how to think, not how to compete." Harriet Rubin, The New York Times

Terlalu sering kita mendengar, buku adalah jendela dunia. Perintah paling pertama ALLAH Tuhan Yang Esa kepada Nabi-Nya pun, "Bacalah!"
Teman duduk yang paling baik juga adalah buku. Takkan pernah sia waktu terguna untuk membaca. Karena membaca membuka sudut pandang wawasan, memperbanyak pengalaman, menambah modal amal yang mampu diberikan. Bahwa ilmu terbagi takkan habis karena diberi, bahkan ia menambah semakin melekat pada pengamalnya. Menjadi pemimpin adalah menjadi teladan. Keteladanan akan indah manakala diawali dengan pemahaman yang melekat. 

Then, work ethics of the leader are...
kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Kerja keras, usaha kita harus semaksimal mungkin. Kerja cerdas, bukan kerja secara asal-asalan. Kerja tuntas, seperti bermain sepak bola. Tidak hanya mengoper bola yang jadi tujuan, tapi bagaimana caranya bola dapat sampai ke dalam gawang, harus GOL! Kalau kerja ikhlas, kita punya tujuan, apa pun yang kita lakukan tidak perlu detail diperhitungkan dengan apa yang akan kita dapatkan, maka we can do extraordinary things.


Kesempatan hanya datang sekali, GRAB IT!

The Third Speaker is...
 
Alexandra Asmasoebrata, Sang Pembalap Wanita
Tentu berbeda dengan para pembalap pria. There's no ladies first dalam balapan. Semua sama. Karena ia pembalap wanita, There's no umbrella boy. Dan, Alexandra pernah "dikedipin" oleh sesama pembalap wanita. Menyeramkan...


Pada awalnya ia merasa terpaksa untuk menjadi pembalap. Sejak kecil, anak perempuan seusianya menekuni les balet, musik, dan sebagainya. Tetapi perlakuan orang tua kepadanya berbeda, Alexandra "dicekoki" dengan berbagai macam olahraga; renang, berkuda, bela diri, dan balapan. Akhirnya, banyak hikmah yang ia dapat. Banyak piala yang berhasil ia raih.


"I can accept failure, everyone fails at something. But i can't accept not trying." Michael Jordan

Never, never, never give up

 

Dalam balapan;
Goal: Tujuannya satu, menang
Plan: Sebelum melakukan balapan, pembalap dan tim harus melakukan riset, menyiapkan ban apa yang digunakan, mengetahui sirkuit yang akan dilalui
Practice: Banyak latihan
Pole position: Setiap pembalap pasti memiliki keinginan untuk start di tempat terdepan, memimpin balapan
Act: Aksi saat balapan itu sendiri
Maneuver (Overtake): Bagaimana caranya bisa menyusul untuk memenangkan pertandingan
Think: Dalam balapan sangat dibutuhkan kecepatan berpikir, sepersekian detik sangat amat berarti dalam mengambil keputusan
Pit stop: Mengetahui kapan harus mengganti ban, memperbaharui dan meningkatkan kemampuan
Speed/Fast: Cepat!
  
~Habibie Afsyah~





Saat masih kecil, oleh tetangganya, ibunya dikatakan terlalu memanjakan anaknya. Sudah besar masih saja dibantu dengan kursi dorong untuk bayi. Saat masih saja belum dapat berjalan, sang ibu memeriksakannya ke dokter. 

Dokter yang memeriksakan Habibie pun berkata, "Jangan samakan anak Anda dengan anak tetangga, masing-masing memiliki pertumbuhan yang berbeda".

Akhirnya diketahui bahwa Habibie memiliki penyakit penciutan otot. Seiring bertambahnya usia, bertambah ciut pula ototnya.

"Saya harus menerima keadaan Habibie apa adanya. Saya tidak mengajari anak saya bekerja keras seperti apa yang dikatakan Sandiaga Uno, karena memang anak saya tidak memiliki kemampuan untuk kerja keras, tapi saya mengajari anak saya untuk bekerja cerdas!" ~Ibu Habibie~


"Minder atau tidaknya tergantung dukungan keluarga bagaimana membuat hati anaknya luas." ~Habibie Afsyah~

Pada masa kecilnya, ia ingin sekali bermain dengan anak-anak sebaya. Tetapi dengan keadaannya, ia hanya mampu bermain dengan game online. Jadilah tagihan internet rumahnya naik. Ibunya tidak mendiamkan, tapi juga memberikan ultimatum, "Kamu boleh melakukan apa pun, tapi setidaknya apa yang bisa mama banggakan dari kamu?". Jadilah ia berpikir, apa yang bisa ia lakukan. Hingga akhirnya ia tekun mempelajari dunia internet, mengikuti seminar dan training, dan saat ini ia berhasil mendapatkan pendapatan minimal 1.000 dollar per bulan.

Habibie pernah ditolak beberapa SMA. Bukan karena ia tidak memiliki kemampuan intelektual, tetapi karena tidak adanya fasilitas yang mendukung dirinya yang disabilitas. Ia berharap sekolah-sekolah di Indonesia memiliki fasilitas yang memadai untuk penyandang disabilitas.

Dapat dilihat perjuangan seorang Ibu yang ingin memajukan anaknya. Bukan dengan selalu memberikan apa yang dia butuhkan. Tapi mengajarkan anaknya untuk berusaha mendapatkan apa yang ia butuhkan. Ya, memang seorang Ibu terkadang dihadapkan dengan hal yang bertolak belakang dengan keinginannya, tetapi jika untuk kebaikan anaknya, maka Ibu harus tega! Agar anaknya tak manja, agar tak bergantung pada orang tuanya. 

~Sofyan Arief Fesa~

Penakluk 7 puncak tertinggi dunia.



Masya ALLAH...indah bukan? melihat bulatnya bumi dari ketinggian Everest (8.848 mdpl).



Untuk mencapai puncaknya, Sofyan sempat terkena longsoran es (dari gunung yang tertutup es seluruhnya).  Ia hanya bisa, "doa, hidup, doa, hidup. Ketika kena longsoran dan buka mata, masih hidup dong!" (berkata dengan aksen sunda). Dan, sampai saat kultum diadakan ia masih mampu menceritakan pengalaman serunya; melewati jurang dalam dengan rakitan alat-alat untuk menyebrang, dan menghindari lubang-lubang tertutup es yang ketika terinjak mampu membawa pendaki ke kedalaman 20 meter!

Di Antartika, ada sebuah kawasan konservasi yang ketika pendaki membawa sampah atau sisa-sisa (bungkus) makanan, harus dibawa kembali ke kota.



Untuk mendaki Gunung Aconcagua (6.962 mdpl), pendaki harus berkutat dengan badai karena Argentina berada di antara dua Samudera luas. 

Hal yang didapatkan dari pendakian 7 puncak tertinggi; pantang menyerah, management apa saja yang dibutuhkan dan dipersiapkan sebelum mendaki, komunikasi yang baik sesama pendaki (jika salah komunikasi, berpotensi tersasar, dsb), spirit & struggle, teamwork,


Kegiatan pendakian bukanlah kegiatan penaklukan suatu gunung, tetapi menaklukkan diri sendiri. Tidak ada yang tidak mungkin. Yang ada hanya mau dan tidak mau.

~Taufiqoerrochman~

Dalam Operasi Duta Samudera/2011



Tugas tentara hanya satu; melaksanakan dan memenangkan pertempuran. Saat kenaikan pangkatnya menjadi kolonel, ia menghadapi konflik GAM. Menuju Bintang 1, ia membebaskan pembajakan kapal di Somalia. Konsep tentara menurutnya; Tidak ada orang pintar, tidak ada orang hebat, yang ada adalah TIM yang TANGGUH!

Dalam kisah pembebasan kapal di Somalia, saat itu terdapat total 28 kapal yang dibajak dengan 540 orang sandera, di empat tempat yang cukup jauh. Operasi yang dilakukan Taufiqoerrochman berhasil tuntas dalam 46 hari. Jauh berbeda dengan operasi tentara-tentara luar negeri yang diselesaikan dalam kurun 6-9 bulan (paling cepat). 

Kita tidak dapat bekerja sendiri, maka dibutuhkan kerjasama

Pembajakan kapal pada awalnya terjadi karena penduduk setempat merasa sumber daya hayati yang dimiliki terancam. Para sukarelawan lalu berusaha melindunginya. Lama kelamaan pembajakan menjadi bisnis karena dapat menghasilkan dana tebusan yang dibayarkan untuk membebaskan kapal dan awak kapal. Dana tebusan itu akhirnya dibagi kepada pihak investor (yang menginvest dana maupun alat untuk membajak), kelompok penyerang, kelompok pengamanan, dan tim logistik/negosiasi. Mayoritas yang menggerakkan pembajakan ini adalah orang-orang "bule" dan mantan tentara. 

"Pada saat ada perintah, kita harus menganalisanya secara rinci. Kita dibutuhkan pada saat-saat sulit. Keputusan harus diambil dalam hitungan detik. Wawasan harus luas. Yang terpenting adalah, karakter PEMIMPINNYA."

Kapal Amerika dan Italia yang memiliki mandat dari PBB hanya mengawasi dari jauh untuk operasi Somalia. Meskipun tentara Indonesia tidak memiliki mandat internasional dari PBB,hanya tugas negara, namun tentara Indonesia lah yang berani mendekati posisi terdekat dengan wilayah pembajakan. 

Keberhasilan yang diraih tentara Indonesia ialah karena Ketangguhan Pemimpin dan Profesionalisme Prajurit.

Jika sekelompok singa dipimpin oleh kambing, maka akan mengembik
Jika sekelompok kambing dipimping singa, maka akan mengaum

"When you do not give up, you cannot failed"


Closing Statement...

1. Semua orang bisa berubah (we all can change)
Musuh terbesar orang yang ingin sukses adalah; fatalisme, nihilisme.

2. Create your own space, create your own success
Success is something you create your ownselves. You are as good as the risk you take. 

3. Jangan takut untuk tampil dan berpikir beda
Namun jangan asal beda. Harus berkualitas, orisinil, dan bermanfaat.

4. Setiap orang memiliki hidden talent
Find yours! Jika Anda bukan terlahir sebagai pemimpin, pelajarilah cara memimpin, karakter menjadi pemimpin.

5.  Kejar prestasi, kepercayaan, reputasi
Bukan harta, pangkat, atau jabatan. Ikhlas, then things will comes your way.

6.GRIT
Anak yang sukses adalah anak yang memiliki kegigihan dan ketekunan.

7.  Tumbuhlah sesuai potensi

.....Jangan pernah meremehkan, hal SEKECIL apapun.....


25 April 2014 
Kultum Supermentor
Resep Sukses, Life Skills, Etos Kerja yang Mutlak diketahui Bangsa Indonesia

Rabu, 22 Januari 2014

Sedikit Ilmu


Berhentinya seorang mukmin dari beraktivitas adalah kelalaian. Kekosongan adalah musuh yang mematikan, dan kesenggangan adalah sebuah kemalasan.

Bersyukurlah kepada ALLAH bahwa saat ini masih ada kegiatan yang dapat dilakukan. Masih ada saudara yang saling menasihati dalam kebaikan, masih mampu menghadiri acara yang diharapkan penuh kemanfaatan. Karena sesungguhnya, jika ALLAH tidak memenuhi waktumu dengan hal yang bermanfaat, lambat laun, kau akan mendekati maksiat. Karena bisikan syaitan akan memenuhi kala dirimu berada dalam kesenggangan. Kekosongan mengakibatkan kemalasan, dan kemalasan pada akhirnya akan membawamu pada penundaan. Kebaikan yang tertunda, kemajuan yang tak kunjung memberikan tanda hadirnya.

Barangsiapa tidur dengan tenang di tempat tidurnya, sehat badannya, memiliki jatah makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah mendapatkan dunia dan semua kenikmatannya.”
-HR. Tirmidzi-
 
Pertanyaan selanjutnya, apakah sudah terucap syukur kita kepada ALLAH? Yang senantiasa memberi kenikmatan, namun manusia terlalu banyak lalai akan mengucap syukur kepada-Nya. Kita terlalu merasa bahwa segala yang diberikan-Nya adalah hal yang biasa, padahal sesungguhnya segala sesuatu yang diberikan oleh-Nya takkan pernah mampu terukur dengan harga. Mata misalnya. Apakah kita rela menukarnya dengan sebuah mobil mewah? Jikapun ya, adakah kenikmatan terasa ketika mata tak lagi sempurna fungsi penglihatannya?

Hidup itu harus mempunyai misi
Apa tujuan yang ingin dicapai
Apa manfaat yang harus diberi

Memang pada akhirnya kita semua akan mati.
Tapi ikhlaskah dirimu, ketika hidup ini hampa akan makna, seakan berada di dunia tak memiliki arti?

Sebaik-baik tujuan dari kehidupan adalah berakhir dengan cara yang baik. Dan sebaik-baik manusia adalah yang mampu memberikan banyak manfaat bagi manusia lainnya. Manfaat dari amal yang dilakukan, manfaat dari ilmu yang ditebarkan, manfaat dari akhlak yang mengagumkan. Bagaimanakah caranya? Milikilah ilmu sebelum beramal. Milikilah ilmu, agar dirimu terjaga dengan petunjuk lurus-Nya.

Sesungguhnya jiwa saya merasa senang dengan ilmu; dengannya jiwa saya semakin kuat.

-Ibnu Taimiyyah-
 

Karena ilmu yang benarlah yang akan menuntunmu. Ilmu yang membuatmu tahu, ilmu yang memberikanmu paham, ilmu yang menunjukkan kesalahan dan kebenaran.

Suatu ketika Abu Hurairah memasuki pasar di Madinah. Ia melihat banyak orang sibuk dengan perniagaannya, perdagangannya. Seketika Ia berdiri dan berseru, “Wahai penduduk Madinah, alangkah ruginya kalian!”. Penduduk Madinah pun bertanya, kerugian apa yang kau lihat dari kami wahai Abu Hurairah?”. “Sesungguhnya peninggalan Rasulullah telah dibagi-bagi. Tidakkah kalian berkeinginan pergi mengambil bagian kalian?”. “Dibagi di mana?”. “Di Masjid”. Berbondong-bondonglah orang di pasar menuju Masjid, dan Abu Hurairah hanya menunggu kedatangan mereka kembali. Pada akhirnya, mereka kembali dengan bermuka masam dan melemparkan protes, “Tidak ada apa-apa di Masjid! Tidak ada pembagian apa-apa!”. Abu Hurairah menyeru, “Apakah kalian tidak melihat orang-orang di sana?”. “Ya, kami melihat tetapi tidak ada pembagian, kecuali orang-orang yang sedang shalat, mengkaji Al-Qur’an, dan mendiskusikan halal haram. Itu saja”. “Celakalah kalian! Itulah peninggalan Rasulullah!”

Banyak dari kita yang memilih memenuhi waktu senggang dengan hal yang kurang bermanfaat, mendiskusikan hal-hal yang seharusnya tidak didiskusikan, mendebatkan hal yang tak berujung pada penyelesaian. 

“Semoga ALLAH menjayakan Amirul Mukminin. Ilmu itu datang dari lingkungan kalian (baytun nubuwah). Jika kalian memuliakannya, ia jadi mulia. Jika kalian merendahkannya, ia jadi hina. Ilmu harus didatangi, bukan mendatangi.”

Siapakah orang yang mengatakan kalimat tersebut? Siapakah Amirul Mukminin yang dimaksud? Amirul Mukminin tersebut adalah yang membawa Islam pada masa keemasannya. Keilmuan dan riset yang berkembang menjadikan kebudayaan maju pesat. Perekonomian berjalan lancar. Dan menjadikan Baghdad sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Ia memimpin pada masa Abbasiyah. “Harun Ar-Rasyid”. Pada masanya baitul maal berkembang dengan tiga diwan, diwan al-azra, diwan al khazanah, diwan khazain as silah. Pemungutan pajak pun dilakukan dengan tiga cara, muhasabah, muqasamah, dan muqatha’ah. Orang yang mengatakan kalimat tersebut adalah ia yang menulis kitab Al-Muwatha’. “Imam Malik”. Mengapa Imam Malik berkata demikian? Karena Khalifah Harun Ar-Rasyid meminta sang Imam untuk mendatangi rumahnya dalam rangka mendekatkan anak-anaknya pada kitab Al Muwatha’. Jawaban beliau adalah kalimat di atas. 

Bagaimana mungkin ilmu menghinggapi orang yang tidak memiliki usaha dalam menggapainya? Ilmu akan sampai hanya kepada orang yang dengan rendah hati mendatanginya. Bersungguh-sungguh memahaminya. Berusaha maksimal mengamalkannya. Maka ketika ia didapatkan dengan cara mudah, ia pun mampu pergi dengan cara yang mudah.

“Kehebatan generasi shahabat bukan semata-mata karena di sana ada Rasulullah, sebab jika ini jawabannya berarti Islam tidak rahmatan lil ‘alamin. Kehebatan mereka terletak pada semangat mereka untuk belajar lalu secara maksimal berupaya mengamalkannya.”
-Sayyid Quthb- 

Proses belajar para sahabat tidak hanya sebatas pada mempelajari sesuatu, tetapi sekaligus belajar untuk mengaplikasikannya. Generasi sahabat mengetengahkan sebuah pandangan tentang belajar untuk memahami (learning how to think). Mereka sangat haus akan pengetahuan. Kemauan mereka terhadap ilmu melampaui kemauan mereka terhadap hal lain. Generasi itu juga menjelaskan tentang belajar untuk mengamalkan (learning how to do). Satu unit pengetahuan yang mereka peroleh langsung mereka aplikasikan. Satu unit pengetahuan memantik lahirnya langkah konkret dalam mengaplikasikan. Langkah inilah yang akan menguatkan pengetahuan yang diperoleh. Generasi sahabat juga memiliki kesadaran diri untuk menjadi pribadi paripurna, pribadi yang bertakwa. Syaratnya, mereka perlu menginvestasikan amal-amal yang berkualitas. Untuk mencapainya mereka harus memiliki pemahaman yang baik. Dan untuk tujuan semua itu mereka belajar. Belajar untuk menjadi (learning how to be). Apapun yang dipelajari harus mampu membentuk pola pikir dan pola sikap dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang disebut transfer learning.

Meraih Keberkahan belajar dengan...
1. Motivasi yang Ikhlas (ikhlash an-niyyah)
2. Belajar dengan sebaik-baiknya (itqan al-’amal)
3. Pemanfaatan hasil usaha (belajar) dengan tepat (jaudah al-ada’) 

Agar proses belajar menjadi berkah, tiga hal tersebut yang harus dilakukan. Pertama, motivasi yang ikhlas, yakni untuk mendapatkan keridhaan ALLAH, menjadikan belajar sebagai sarana beribadah kepada-Nya, sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Karena segala sesuatu akan dinilai sesuai dengan niatnya. Kedua, belajar dengan sebaik-baiknya. Contoh, sebagai mahasiswa ketika diberikan tugas oleh dosen maka ia akan mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Berusaha menyempurnakan pemahamannya. Belajar akan dilakukan dengan etos dan profesionalitas yang tinggi. Tidak pernah sedikitpun terbersit keinginan untuk menyontek! Karena menyontek tidak mampu mengukur kemampuan diri yang sesungguhnya. Menyontek adalah salah satu keraguan diri atas kemampuan yang diberikan oleh-Nya. Ketiga, Pemanfaatan hasil usaha (belajar) dengan tepat. Inilah unsur ketiga dalam memperoleh keberkahan. Setelah berhasil memperoleh gelar sarjana, apakah ia memanfaatkan gelar sarjananya dengan tepat? Untuk dirinya sendirikah? Atau ia juga membawa keberkahan bagi orang lain? Bagaimana dengan manfaatnya untuk umat? Kepentingan masyarakat secara umum? Maka bersiap-siaplah bagi para penyandang dan calon penyandang gelar sarjana, tanyakan pada diri kita, akan berbuat apa kita nantinya? Apakah untuk umat yang amat dikhawatirkan Rasulnya?

Cerdas dengan...
  1. Menata Diri
  2. Menjadi Guru
  3. Menata Kontribusi
  4. Berjamaah
Cerdas dengan menata diri, dapat dilakukan dengan eliminasi, buang jauh-jauh pikiran negatif, buruk sangka terhadap masa depan. Tidak mampu dalam melakukan sesuatu.

“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai ALLAH daripada mukmin yang lemah. Dan, setiap diri pastilah memiliki potensinya masing-masing. Bersemangatlah kalian dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat, mintalah pertolongan kepada ALLAH, dan janganlah kalian merasa tidak mampu.”
-HR. Bukhari-

Lalu lakukanlah substitusi pikiran (ganti hal yang negatif dengan pemikiran-pemikiran positif), visualisasi, dan ekspektasi Rabbani. Menjadi guru ialah bagaimana diri dapat menginvestasikan ilmu, menularkan kebaikan pada orang lain. Jika kita ingin orang lain berbuat baik, maka berbuat baiklah terlebih dahulu. Jangan menuntut hal yang ingin dicapai tanpa pernah kita melakukan sesuatu.
Menata diri dapat dilakukan dengan menata mental, dan segera merealisasikan mimpi dengan bergerak.

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan ALLAH. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
[QS. At-Taubah: 41]

Hindari rasa malas, jauhkan diri dari kekosongan tanpa arti, sibukkan diri untuk mengusir kesenggangan. Ketika dirimu tahu sesuatu adalah bermanfaat dan mampu memberikan kemanfaatan, maka bergeraklah!

“Ketika hidup ini hanya untuk diri sendiri, maka ia akan terasa sangat singkat dan tak bermakna. Tapi ketika hidup ini kita persembahkan untuk orang lain, ia akan terasa panjang, dalam, dan penuh makna.”
-Sayyid Quthb-